Minggu, 11 Agustus 2024

REFLEKSI MATERI COACHING (TUGAS GURU PENGGERAK JAWA BARAT)

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Coaching harus Mampu melakukan percakapan coaching Alur TIRTA: 1. Tujuan: Apa yang ingin dicapai coachee? 2. Identifikasi: Apa yang menghambat coachee mencapai tujuan? 3. Rencana: Bagaimana cara coachee mencapai tujuan? 4. Tanggung Jawab: Siapa yang bertanggung jawab atas rencana? 5. Aksi: Apa langkah konkret yang akan diambil coachee? Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching merupakan pendekatan baru dalam supervisi yang berfokus pada pengembangan kompetensi dan pemberdayaan guru. Pendekatan ini berbeda dengan paradigma tradisional yang lebih menekankan pada evaluasi dan penilaian. Prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching: ● Kemitraan: Supervisor dan guru bekerja sama sebagai mitra dalam proses supervisi. ● Konstruktif: Tujuan supervisi adalah untuk membantu guru berkembang dan meningkatkan kinerjanya. ● Terencana: Supervisi dilakukan secara terencana dan sistematis. ● Reflektif: Guru dan supervisor merefleksikan pembelajaran dan praktiknya untuk meningkatkan pemahaman dan kinerjanya. ● Objektif: Data dan informasi yang digunakan dalam supervisi bersifat objektif dan akurat. ● Berkesinambungan: Supervisi dilakukan secara berkelanjutan dan berkelanjutan. ● Komprehensif: Supervisi mencakup semua aspek pembelajaran dan praktik guru. Pengalaman saya melakukan coaching dimulai dengan tahapan berikut: 1. Perencanaan: Supervisor dan guru berkolaborasi untuk menentukan tujuan supervisi, memilih metode observasi, dan menyusun instrumen observasi. 2. Pelaksanaan: Supervisor melakukan observasi pembelajaran di kelas dan mencatat data yang relevan. 3. Pasca observasi: Supervisor dan guru berdiskusi tentang hasil observasi, menganalisis data, dan menyusun rencana pengembangan diri. 4. Tindak lanjut: Supervisor dan guru memantau kemajuan guru dalam melaksanakan rencana pengembangan dirinya.
Tatangan yang dihadapi adalah karena pengalaman pertama menjadi melakukan ini tentu saya merasa kurang percaya diri dan grogi terlebih menjadi supervisor saya harus benar-benar fokus, teliti sehingga nanti saya bisa memberikan masukan dan hasil observasi yang terbaik yang bisa diterima namun semua tantangan itu bisa terlewati terlebih teman sejawat saya sangat mensupport hal tersebut. Respon dari teman guru lain sangat positif karena memang supervisi metode menjadi hal yang baru dari ilmu yang didapat dari pendiidkan guru penggerak yang memang ternyata sangat bermanfaat dan kami sebagai guru menjadi tahu manfaat dari supervisi yang awalnya hanya sedekar bermakna menilai proses belajara kini kami menyadari bahwa supervisi ini adalah tempat dimana para guru bisa merfleksikan proses belajar mengajar untuk menjadi lebih baik dengan saling support dan memberikan masukan satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SESI BEREHAN CGP JABAR

SESI BEREHAH AKSI NYATA MODUL 2.4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBIJAKAN SEBAGAI PEMIMPIN Pemateri : Cucu Nurhaytai, S.Pd. Har...